MAKALAH
PERAN KELUARGA TERHADAP
PERKEMBANGAN KARAKTER ANAK
DISUSUN UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA
KULIAH
PENGANTAR ILMU PENDIDIKAN
Disusun
Oleh :
Husnun
Nisa’
1401411537
1E
PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG MASALAH
Lingkungan
merupakan tempat dimana seorang anak tumbuh dan berkembang, sehingga lingkungan
banyak berperan dalam membentuk kepribadian dan karakter seseorang. Bagi
kebanyakan anak, lingkungan keluarga merupakan lingkungan ini yang mempengaruhi
perkembangan anak, setelah itu sekolah dan kemudian masyarakat. Keluarga
dipandang sebagai lingkungan dini yang dibangun oleh orangtua dan orang-orang
terdekat. Setiap keluarga selalu berbeda dengan keluarga lainnya, dalam hal ini
yang berbeda misalnya cara didik keluarga, keadaan ekonomi keluarga. Setiap
keluarga memiliki sejarah perjuangan, nilai-nilai, dan kebiasaan yang turun
temurun yang secara tidak sadar akan akan membentuk karakter anak.
Pengaruh
keluarga amat besar dalam pembentukan pondasi kepribadian anak. Keluarga yang
gagal membentuk kepribadian anak biasanya adalah keluarga yang penuh dengan
konflik atau tidak bahagia. Tugas berat para orang tua adalah meyakinkan fungsi
keluarga mereka benar-benar aman, nyaman bagi anak-anak mereka. Rumah adalah
surga bagi anak, dimana mereka dapat menjadi cerdas, sholeh, dan tentu saja
tercukupi lahir dan bathinnya.
Dari
beberapa paparan tersebut dapat di ambil kesimpulan bahwa pendidikan dalam
keluarga merupakan pendidikan awal bagi anak karena pertama kalinya mereka mengenal
dunia terlahir dalam lingkungan keluarga dan dididik oleh orang tua. Sehingga
pengalaman masa anak-anak merupakan faktor yang sangat penting bagi
perkembangan selanjutnya, keteladanan orang tua dalam tindakan sehari-hari akan
menjadi wahana pendidikan moral bagi anak, membentuk anak sebagai makhluk
sosial, religius, untuk menciptakan kondisi yang dapat menumbuh kembangkan
inisiatif dan kreativitas anak. Dengan demikian, tidak dapat dipungkiri bahwa peran kelurga
sangat besar sebagai penentu terbentuknya moral manusia-manusia yang
dilahirkan.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang yang telah diuraikan diatas, pokok permasalahan yang saya angkat
adalah :
1. Apa
fungsi keluarga?
2. Bagaimana
pengaruh keluarga terhadap perilaku moral anak?
3. Bagaimana
peran keluarga terhadap pembentukan karakter anak?
C. ALASAN PEMILIHAN MASALAH
Saya
memilih masalah ini adalah agar dapat membuka wawasan mengenai pentingnya
komunikasi yang baik dalam keluarga, serta sebagai sarana pembelajaran mengenai
hubungan antara pendidikan dalam keluarga terhadap perkembangan karakter anak.
Sehingga keluarga dapat dengan tepat mengarahkan pembentukan karakteristik anak
agar terbentuk karakter anak yang sesuai dengan moral dan kepribadian bangsa
yang luhur.
D. TUJUAN PENULISAN MAKALAH
Berdasarkan
rumusan masalah diatas penulisan makalah ini bertujuan untuk:
1.
Menjelaskan mengenai fungsi keluarga
2.
Menjelaskan mengenai pengaruh keluarga
terhadap perkembangan karakter seorang anak.
3.
Menjelaskan peran keluarga dalam
pembentukan karakter anak.
BAB
II
PEMBAHASAN
A. FUNGSI KELUARGA
Menurut Munandar (1985), pengertian keluarga dapat
dilihat dalam arti kata yang sempit, sebagai keluarga inti yang merupakan
kelompok sosial terkecil dari masyarakat yang terbentuk berdasarkan pernikahan
dan terdiri dari seorang suami (ayah), isteri (ibu) dan anak-anak mereka.
Sedangkan keluarga dalam arti kata yang lebih luas misalnya keluarga RT,
keluarga komplek, atau keluarga Indonesia.
keluarga adalah merupakan lingkungan pendidikan
pertama bagi anak. Di lingkungan keluarga pertama-tama anak mendapat pengaruh,
karena itu keluarga merupakan lembaga pendidikan tertinggiyang bersifat
informal dan kodrat. Pada keluarga inilah anak mendapat asuhan dari orang tua
menuju ke arah perkembangannya.
Keluarga menjalankan peranannya sebagai suatu sistem
sosial yang dapat membentuk karakter serta moral seorang anak. Keluarga tidak
hanya sebuah wadah tempat berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Sebuah keluarga
sesungguhnya lebih dari itu. Keluarga merupakan tempat ternyaman bagi anak. Berawal
dari keluarga segala sesuatu berkembang. Kemampuan untuk bersosialisasi,
mengaktualisasikan diri, berpendapat, hingga perilaku yang menyimpang. Selain
sebagai tempat berlindung, keluarga juga memiliki fungsi sebagai berikut:
1. Mempersiapkan
anak-anak bertingkah laku sesuai dengan niai-nilai dan norma-norma
aturan-aturan dalam masyarakat dimana keluarga tersebut berada (sosialisasi).
2. Mengusahakan
tersekenggaranya kebutuhan ekonomi rumah tangga (ekonomi), sehingga keluarga
sering disebut unit produksi.
3. Melindungi
anggota keluarga yang tidak produksi lagi (jompo).
4. Meneruskan
keturunan (reproduksi).
Menurut Kingslet Davis menyebutkan bahwa
fungsi keluarga ialah sebagai berikut :
1. Reproduction,
yaitu menggantikan apa yang telah habis atau hilang untuk kelestarian sistem
sosial yang bersangkutan.
2. Maintenance,
yaitu perawatan dan pengasuhan anak hingga mereka mampu berdiri sendiri.
3. Placement,
memberi posisi sosial kepada setiap anggotanya, baik itu posisi sebagai kepala
rumah tangga maupun anggota rumah tangga, atau pun posisi-posisi lainnya.
4.
Sosialization, pendidikan serta
pewarisan nilai-nilai sosial sehingga anak-anak kemudian dapat diterima dengan
wajar sebagai anggota masyarakat.
5. Economics,
mencukupi kebutuhan akan barang dan jasa dengan jalan produksi, distribusi, dan
konsumsi yang dilakukan di antara anggota keluarga.
6. Care of the ages,
perawatan bagi anggota keluarga yang telah lanjut usianya.
7. Political center,
memberikan posisi politik dalam masyarakat tempat tinggal.
8. Physical protection,
memberikan perlindungan fisik terutama berupa sandang, pangan, dan perumahan
bagi anggotanya.
Bila seorang anak dibesarkan pada
keluarga pembunuh, maka ia akan menjadi pembunuh. Bila seorang anak dibesarkan
melalui cara-cara kasar, maka ia akan menjadi pemberontak. Akan tetapi, bila
seorang anak dibesarkan pada keluarga yang penuh cinta kasih sayang, maka ia
akan tumbuh menjadi pribadi cemerlang yang memilki budi pekerti luhur. Keluarga
sebagai tempat bernaung, merupakan wadah penempaan karakter individu.
Pada masa sekarang ini, pengaruh
keluarga mulai melemah karena terjadi perubahan sosial, politik, dan budaya.
Keadaan ini memiliki andil yang besar terhadap terbebasnya anak dari kekuasaan
orang tua. Keluarga telah kehilangan fungsinya dalam pendidikan. Tidak seperti
fungsi keluarga pada masa lalu yang merupakan kesatuan produktif sekaligus
konsumtif. Ketika kebijakan ekonomi pada zaman modern sekarang ini mendasarkan
pada aturan pembagian kerja yang terspesialisasi secara lebih ketat, maka
sebagian tanggung jawab keluarga beralih kepada orang-orang yang menggeluti
profesi tertentu.
Uraian tersebut cukup menjelaskan apa
arti keluarga yang sesungguhnya. Keluarga bukan hanya wadah untuk tempat
berkumpulnya ayah, ibu, dan anak. Lebih dari itu, keluarga merupakan wahana awal
pembentukan moral serta penempaan karakter manusia. Berhasil atau tidaknya
seorang anak dalam menjalani hidup bergantung pada berhasil atau tidaknya peran
keluarga dalam menanamkan ajaran moral kehidupan. Keluarga lebih dari sekedar
pelestarian tradisi, kelurga bukan hanya menyangkut hubungan orang tua dengan
anak, keluarga merupakan wadah mencurahkan segala inspirasi. Keluarga menjadi
tempat pencurahan segala keluh kesah. Keluarga merupakan suatu jalinan cinta
kasih yang tidak akan pernah terputus.
B. PENGARUH KELUARGA TERHADAP
PERKEMBANGAN KEPRIBADIAN ANAK
Menurut Papalia dan Old (1987), masa anak-anak
dibagi menjadi lima tahap yaitu :
1. Masa
Prenatal, yaitu diawali dari masa konsepsi sampai masa lahir.
2. Masa
Bayi dan Tatih, yaitu saat usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi,
di atas usia 18 bulan pertama kehidupan merupakan masa bayi, di atas usia 18
bulan sampai tiga tahun merupakan masa tatih. Saat tatih inilah, anak-anak
menuju pada penguasaan bahasa dan motorik serta kemandirian.
3. Masa
kanak-kanak pertama, yaitu rentang usia 3-6 tahun, masa ini dikenal juga dengan
masa prasekolah.
4. Masa
kanak-kanak kedua, yaitu usia 6-12 tahun, dikenal pula sebagai masa sekolah.
Anak-anak telah mampu menerima pendidikan formal dan menyerap berbagai hal yang
ada di lingkungannya.
5. Masa
remaja, yaitu rentang usia 12-18 tahun. Saat anak mencari identitas dirinya dan
banyak menghabiskan waktunya dengan teman sebayanya serta berupaya lepas dari
kungkungan orang tua.
C. PERAN KELUARGA
Keluarga bagi seorang anak merupakan lembaga
pendidikan non formal pertama, di mana mereka hidup, berkembang, dan matang. Di
dalam sebuah keluarga, seorang anak pertama kali diajarkan pada pendidikan.
Dari pendidikan dalam keluarga tersebut anak mendapatkan pengalaman, kebiasaan,
ketrampilan berbagai sikap dan bermacam-macam ilmu pengetahuan.
Menurut Effendi (1995) keluarga memiliki peranan
utama didalam mengasuh anak, di segala norma dan etika yan berlaku didalam
lingkungan masyarakat, dan budayanya dapat diteruskan dari orang tua kepada
anaknya dari generasi-generasi yang disesuaikan dengan perkembangan masyarakat.
Keluarga memiliki peranan penting dalam meningkatkan
kualitas sumber daya manusia. Pendidikan moral dalam keluarga perlu ditanamkan
pada sejak dini pada setiap individu. Walau bagaimana pun, selain tingkat
pendidikan, moral individu juga menjadi tolak ukur berhasil tidaknya suatu
pembangunan.
Perkembangan
ilmu pengetahuan dan teknologi memegang peranan penting serta sangat
mempengaruhi perkembangan sikap dan intelektualitas generasi muda sebagai
penerus bangsa. Keluarga, kembali mengmbil peranan penting dalam peningkatan
kualitas sumber daya manusia.
Berbagai
aspek pembangunan suatu bangsa, tidak dapat lepas dari berbgai aspek yang
saling mendukung, salah satunya sumber daya manusia. Terlihat pada garis-garis
besar haluan negara bahwa penduduk merupakan sumber daya manusia yang potensial
dan produktif bagi pembangunan nasional. Hal ini pun tidak dapat terlepas dari
peran serta keluarga sebagai pembentuk karakter dan moral individu
sehingga menjadi sumber daya manusia yang berkualitas.
Keberhasilan
pembangunan suatu bangsa sangat memerlukan adanya sumber daya manusia yang
berkualitas baik. Untuk mendapatkan sumber daya manusia yang berkualitas baik
tentunya memerlukan berbagai macam cara. Salah satu diantanya adalah melalui
pendidikan. Pendidikan baik formal maupun informal. Pendidikan moral dalam
keluarga merupakan salah satunya.
Walaupun
memiliki tingkat pendidikan yang tinggi, tetapi rendah dalam hal moralitas,
individu tidak akan berarti dimata siapa pun. Pendidikan moral dimulai dari
sebuah keluarga yamng menanamkan budi pekerti luhur dala setiap interaksinya.
Sumber daya manusia berkualitas dapat dilihat dari keluarganya. Bukan hanya
keluarga mampu dari segi materi, yang dapat meningkatkan kualitas individunya
melalui tambahan-tambahan materi pembelajaran di luar bangku sekolah. Akan
tetapi, keluarga sederhana di desa pun dapat menjamin kualitas sumber daya
manusianya. Kualitas sumber daya dan keluhuran budi pekerti merupakan hasil
tempaan orang tua.
Sayangnya, banyak orang tua yang tidak tahu
bagaimana cara mendidik anak yang baik bagi pertumbuhan optimal anak.
Akibatnya, anak pun tumbuh tidak sebagaimana yang diharapkan.
Dari semua penjelasan diatas perlu untuk diketahui
bahwa mendidik anak baik dalam hal penerapan pola asuh, pendidikan dan juga
dalam memahami anak, sangatlah wajib hukumnya untuk diketahui bagi ayah/bunda.
BAB
III
PENUTUP
A. SIMPULAN
Keluarga merupakan suatu sistem sosial terkecil yang
di dalamnya dapat terdiri dari Ayah, Ibu, dan anak yang masing-masing memiliki
peran. Anak merupakan buah dari keluarga bahagia. Anak-anak memiliki pemikiran
kritis akan banyak hal dimulai ketika ia mulai mengenal bahasa.
Pertanyaan-pertanyaan yang terlontar dari mulut
seorang anak sebaiknya dijawab dengan jawaban yang jujur dan dapat memuaskan
hati anak. Pendidikan moral dan kejujuran bagi seorang anak berawal dari
kelurga, melalui orang tua. Hal ini yang dapat membentuk karakter anak di masa
depan.
B. SARAN
Orang tua merupakan panutan bagi anak-anaknya, untuk
itu sebaiknya orang tua dapat menjadi contoh yang baik bagi anak-anaknya. Orang
tua juga harus membuka diri terhadap perkembangan zaman dan teknologi saat ini.
Anak-anak memiliki pemikiran yang kritis terhadap sesuatu yang baru. Bila orang
tua tidak membuka diri terhadap perkembangan yang ada, kelak akan menuai
kesulitan dalam menjawab pertanyaan dari anak. Pada akhirnya berbuah kebohongan
dan secara tidak langsung menanamkannya pada anak.
DAFTAR
PUSTAKA
Effendi, Suratman, Ali Thaib, Wijaya, Dan B. Chasrul
Hadi. 1995. Fungsi Keluarga Dalam Meningkatkan Kualitas Sumber Daya Manusia.
Jambi: Departemen Pendidikan dan Kebudayan.
Munandar, Utami. 1983. Emansipasi dan Peran
Ganda Wanita Indonesia: Suatu Tinjauan Psikologis. Depok: UI Press.
Hawadi, Reni Akbar. 2001. Psikologi Perkembangan
Anak. Jakarta: PT. Grasindo.
http://belajarpsikologi.com/Fungsi-Keluarga-Bagi-Perkembangan-Anak
_BELAJAR-PSIKOLOGI/
sipplah,,,
BalasHapus